Formulir Kontak

Rabu, 10 Januari 2018

Sejarah Indonesia Di Waktu Penjajahan Belanda



Sejarah Indonesia Di Waktu Penjajahan Belanda


Sejarah Indonesia Di Waktu Penjajahan Belanda



Sejarah Penjajahan Belanda di Indonesia (1596 - 1942)



Bogel Bawel - Belanda dipandang menjajah Indonesia sepanjang 3, 5. Beberapa hal meyakini hal itu tetapi ada beberapa orang yang menyangkal lamanya penjajahan itu. Perkataan Bung Karno " Indonesia dijajah sepanjang 350 th. " semata - mata cuma untuk menambah semangat patriotisme rakyat Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan. Sedang perkataan " Lebih menanggung derita dijajah Jepang sepanjang 3, 5 th. dari pada dijajah Belanda 3, 5 era " seakan jadi pembenaran perkataan Bung Karno itu.


Awal Kedatangan Belanda ke Indonesia (1596 - 1601)



Belanda pertama kalinya mendarat di Indonesia yakni di pelabuhan Banten dengan empat buah kapal yang di pimpin oleh Kapten Pieter Keyzer serta Cornelsi de Houtman pada 23 Juni 1596. Kehadiran kapal Cornelis de Houtman serta awak kapalnya awal mulanya diterima dengan baik oleh beberapa pribumi Banten. Banyak masyarakat pribumi yang naik ke kapal itu untuk tawarkan makanan maupun dagangan pada mereka. Tetapi, sambutan baik ini disalah artikan oleh Cornelis de Houtman yang malah melakukan tindakan kasar pada pribumi Banten yang tawarkan keramah tamahan pada mereka. Walaupun itu, pribumi banten masih tetap saja tawarkan lada yang Belanda perlukan. Maksud Belanda ke Indonesia awal mulanya murni untuk berdagang rempah - rempah, ambil keuntungan besar dari penjualan rempah - rempah yang begitu di perlukan di Eropa. Tetapi pada perubahannya maksud itu beralih dari yang awal mulanya berdagang serta setelah itu memonopoli perdagangan sampai menjajah Indonesia.


Kehadiran Belanda ke Banten bertepatan dengan gagasan penyerangan Banten ke Palembang. Banten memohon Belanda meminjamkan kapalnya untuk dipakai jadi penambahan kapal pengangkut pasukan Banten untuk penyerangan ke Palembang. Tetapi gagasan itu tidak diterima oleh Belanda dengan argumen mereka datang ke Banten untuk berdagang serta juga akan kembali pada Belanda sesudah usai lakukan transaksi perdagangan.


Saat Banten usai lakukan penyerangan ke Palembang, sekembalinya dari Palembang mereka masih tetap merasakan Belanda di tanah Banten. Belanda beralasan, mereka menanti panen lada yg tidak lama sekali lagi. Pada saat panen, harga lada semakin lebih murah. Hal semacam ini buat Mangkubumi Jayanegara geram. Yang lebih kronis yaitu satu malam Belanda membawa dua kapal dari Banten yang penuh dengan lada serta mengubahkan ke kapalnya. Karna kepergok lakukan hal itu, Belanda lalu menembaki kota Banten.


Atas peristiwa ini menyebabkan rakyat Banten begitu geram. Sebagian dari tentara Banten menyerbu ke kapal Belanda serta setelah itu menangkap kapten Houtman bersama delapan anak kapalnya. Houtman baru dilepaskan dengan tebusan 45. 000 Gulden dan diusir dari tanah Banten pada 2 Oktober 1596. Dua th. lalu persisnya pada 1 Mei 1598, rombongan pedagang dari Belanda pergi di pimpin oleh Jacob van Neck dibantu van Waerwijk serta van Heemskerck tiba di Banten pada 28 November 1598. Pribumi Banten terima dengan baik karna sikap Belanda berlainan dengan ketika kehadiran Houtman. Kelihatannya, pengusiran Houtman jadikan pelajaran untuk Belanda.


Karakter mereka mampu buat hati Sultan Banten terpikat, bahkan juga permintaan mereka untuk berjumpa dengan Sultan juga dipenuhi. van neck membawakan piala berkaki emas jadi sinyal persahabatan dengan Sultan Banten, Sultan Abdul Mafakhir. Mangkubumi Jayanegara lalu membujuk van Neck untuk menolong lakukan penyerangan ke Palembang atas pembalasan kematian Sultan Muhammad dengan janji memberi dua kapal penuh lada. Awalannya van Neck menyepakati tapi dengan prasyarat satu kapal diberi dimuka serta satu kapal diberi sesudah perang sedang Mangkubumi menginginkan pembayaran dikerjakan sekalian sesudah perang. Perjanjian tidak terwujud serta penyerangan ke Palembang tidak dilanjutkan.


Van Neck membawa pulang tiga kapal yang penuh dengan muatan, sesaat dua pembantunya yakni van Waerwijk serta van Heemskerck lakukan pelayaran sekali lagi untuk menjangkau lokasi Maluku dengan lima buah kapal.


Sesudah dua pelayaran Belanda berhasil, setelah itu berduyun - duyun orang - orang Belanda berlayar ke Nusantara. Pada th. 1598 terdaftar sejumlah 22 kapal baik punya perseorangan ataupun perserikatan dagang dari Belanda lakukan pelayaran ke Indonesia. Bahkan juga pada th. 1602 sejumlah 65 kapal kembali pada Belanda dengan muatan penuh.


Satu hari pemerintah Portugis kirim utusan dari Malaka dengan membawa uang 10. 000 rial untuk memohon Banten mengambil keputusan hubungan dengan Belanda dalam perdagangan serta jika Belanda tetaplah lakukan perdagangan jadi kapal - kapal Belanda juga akan di rusak dan diusir. Diberitakan juga, Portugis juga akan lakukan pembersihan kapal - kapal Belanda di Banten serta negeri timur beda. Mangkubumi Jayanegara menyepakati hal itu serta terima pemberian dari Portugis. Tetapi, dengan rahasia Mangkubumi Jayanegara kirim utusan untuk mengemukakan juga akan datangnya pasukan Portugis yang juga akan menyergap mereka. Mendengar apa yang di sampaikan utusan Mangkubumi, lalu kapal Belanda juga meninggalkan lokasi Banten.


Lalu pada th. 1598 angkatan laut Portugis sampailah di Banten yang di pimpin Laurenco de Brito dari pangkalannya di Goa. Saat hingga di Banten, kapal - kapal Belanda telah tak ada serta geramlah dia. Mangkubumi yang dituduh sudah bersengkongkol dengan Belanda dituntut untuk kembalikan hadiah yang Portugis beri. Mangkubumi juga tidak ingin menuruti karna ia memiliki pendapat kalau Portugis tidak memiliki hak lakukan pengusiran kapal - kapal yang berlabuh di Banten.


Pasukan Portugis geram, pelabuhan Banten terserang serta dijarah. Bahkan juga pedagang Cina juga turut dirampas dangangannya. Lihat ada serangan dari Portugis, tentara Banten lalu menyerang balik sampai tiga kapal Portugis bisa diambil serta awak kapalnya melarikan diri meninggalkan kapal serta barang rampasan.


Penjajahan Belanda pada Masa VOC (1602 - 1799)



Ada persaingan perebutan dagang antar sesama pedagang Belanda berimbas pada keuntungan yang makin sedikit serta seringkali tidak untung. Lihat ada hal itu, lalu pada 1602 dibuatlah perserikatan dagang Belanda yang bernama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) dengan modal awal 6, 5 juta gulden yang berkedudukan di Amsterdam. Maksud dari dibuatnya organisasi ini yaitu untuk memperoleh laba sebesar - besarnya serta menguatkan kedudukan Belanda di Nusantara untuk melawan kekuasaan Portugis serta Spanyol.


Pembentukan VOC yang baru seumur jagung memperoleh saingan berat yakni kongsi dagang Inggris EIC (East Indies Compagnie) yang sudah dibuat pada th. 1600. Untuk memudahkan ruangan gerak VOC, lalu dibangunlah kantor - kantor cabang seperti di Middelberg, Delft, Rotterdam, Horm serta Enkhuizen. Sesudah dipandang cukup mapan, VOC lalu membuat cabang di Nusantara dengan Pieter Both yang menjabat jadi Gubernur Jendral pertama serta dibantu oleh Dewan Penasehat (Raad van Indie) sejumlah 5 anggota.


VOC alami kemuduran pada 31 Desember 1799. Kemunduran VOC karena sebagian sebab, salah nya ialah banyak korupsi yang berada di pada badan VOC. Pemerintah Belanda lalu menggantikan VOC.

Tidak ada komentar: