Formulir Kontak

Sabtu, 10 Februari 2018

Sejarah Negara Kamboja


Sejarah Negara Kamboja


Bogel Histori - Dengan memakai sistem Karbon-14, beberapa pakar sukses mengukur usia perlengkapan dari batu yg dipakai manusia didalam satu gua di Laang Spean, samping barat laut Cambodia, yakni mulai sejak 6000-7000 th. SM serta perlengkapan dari tembikar dipakai mulai sejak 4200 th. SM (sumber wikipedia) 

Peradaban Kuno


Penemuan diatas kelihatannya mengamini sangkaan kalau nyaris 10 millenium selanjutnya sudah terjadi peradaban manusia yg diprediksikan yaitu etnis Khmer yg datang dari lokasi China serta menelusuri sampai dataran yg saat ini dimaksud Cambodia. Terkecuali bukti perlengkapan dari batu, beberapa pakar arkeologi juga mengasumsikan usia dari tehnik pelaksanaan padi di sawah di Cambodia seputar 2000 th. SM. Demikian juga perlengkapan perunggu yg diketemukan seputar 1000 th. sesudahnya. Bahkan juga diketemukan juga bukti kalau masyarakat Cambodia sudah tinggal di perkampungan yg berbenteng serta mempunyai sentra aktivitas, makan nasi serta ikan. Pada millenium selanjutnya, waktu artefak perunggu diketemukan di Kampong Chhnang, di lokasi tengah Cambodia saat ini, menunjukkan kalau waktu itu mereka sudah mempunyai keterampilan membuat logam. 

Kerajaan Funan (Nokor Phnom)


Hebatnya sekali lagi, berdasar pada hasil penggalian satu kota pelabuhan dekat Oc-Eo, Vietnam selatan saat ini, ada bukti-bukti kalau peradaban pertama perkotaan Cambodia sudah di-bangun meliputi lokasi pedalaman daratan serta lokasi pantai, yg sama-sama tersambung lewat kanal-kanal besar. Waktu itu mereka sudah mempunyai keterampilan membuat system saluran yg luas, panjang serta kompleks, baik jadi kanal-kanal pengatur air sungai Mekong, ataupun jadi fasilitas transportasi dari Ibukota ke pelabuhan di daerah pantai. Peradaban hebat ini di kenal oleh beberapa orang China waktu itu, jadi Kerajaan Funan atau Nokor Phnom dalam bhs Khmer, yg ibukotanya terdapat di Angkor Borei, 85km selatan Phnom Penh saat ini, serta berkuasa dalam masa kejayaannya mulai sejak Era 1 sampai Era 6. Meskipun beberapa pakar mengemukakan kalau ibukota Kerajaan Funan ada di Vyadhapura (di Oc Eo yg tersambung dengan system kanal ke Angkor Borei) , untuk orang Cambodia, Angkor Borei dipercayai sebagai cikal akan kegemilangan peradaban Khmer setelah itu. 

Karena memperoleh keuntungan dari letak geografisnya dengan maritim, mereka bukan sekedar jalankan perdagangan dengan India serta China, tetapi dengan juga bangsa-bangsa Eropa. Hal ini dapat dibuktikan dengan diketemukannya koin-koin dari Kekaisaran Romawi periode Antonine di Oc-Eo yg dipakai seputar era 2 Masehi. 

Serta seperti juga di lokasi beda di Asia Tenggara, berbarengan dengan tumbuhnya peradaban dalam kurun saat 500 th. SM sampai Era 6, Cambodia juga alami apa yg di kenal dengan ‘Indianisasi’ di Kerajaan Funan ini. Kata berbau diskriminasi dengan nilai positif ini, memberi efek unsur-unsur budaya serta agama dari India, seperti kuil Hindu, Buddha, bhs Sansekerta, system penulisan, system pemerintahan terpusat serta inspirasi kemaharajaan, yg diserap dengan baik oleh bangsa Khmer serta terasimilasi dengan etika istiadat setempat. Kerajaan Funan alami masa jaya semasa kekuasaan Raja Fan Shiman yg memperluas lokasi maritimnya serta melakukan perbaikan system pemerintahan serta system perdagangan. Kala itu, Kerajaan Funan populer mempunyai system perdagangan yg kuat termasuk juga memonopolinya di lokasi itu. 

Kerajaan Chenla


Meskipun tidak di ketahui pemicu kejatuhan Kerajaan Funan, banyak inskripsi diketemukan yg otomatis mengungkap ada penambahan populasi orang-orang Khmer pada era 6 serta sudah mengakomodasi system-sistem yg sama yg jalan di Kerajaan Funan. Terakhir kebolehan baru itu, yg awal mulanya sebagai lokasi taklukan kerajaan Funan tetapi pada akhirnya malah sukses mengalahkan Kerajaan Funan itu, di kenal dengan nama Kerajaan Chenla, dengan ibu kota di Isanapura, dekat dengan Sambor Prei Kuk, Kampong Thom saat ini. Kondisi ini tersingkap di prasasti paling mula berbahasa Khmer bertanggal era 7 Masehi. Inskripsi beda bertanggal era 5 serta 8 Masehi turut menguatkan bukti timbulnya kota-kota kecil yg berkembang di dalam Cambodia serta timur laut Thailand saat ini, jadi sisi dari lokasi Kerajaan Chenla. Untuk bangsa Khmer, penguasa Kerajaan Chenla dapat di katakan leluhur segera dari Kemaharajaan Khmer. 

Walau bagaimanapun, inskripsi-inskripsi dari batu buka kenyataan kalau sistem penggabungan pusat-pusat kekuasaan semasa Kerajaan Chenla jalan benar-benar lambat serta hal tersebut tunjukkan sinyal tanda kejatuhannya. Pada era 8, kerajaan ini bahkan juga terpecah jadi dua sisi, sisi Utara, berpusat di Champasak, Laos saat ini ; serta pada bagian Selatan menduduki tempat yg dahulu sebagai daerah kekuasaan dari kerajaan Funan yakni di lokasi Mekong Delta serta lokasi pantainya. Tidak berapakah lama, pada th. 715, dua lokasi kerajaan Chenla itu bahkan juga terpecah-pecah sekali lagi jadi pusat-pusat kekuasaan yg lebih kecil. 

Kejayaan Angkor


Disamping itu pada era ke 8, satu kebolehan maritim terjadi dari seberang laut yg di kenal dengan Kerajaan Jawa. Meskipun masih tetap jadi perbincangan di antara beberapa pakar peristiwa apakah Kerajaan di Jawa atau Melayu, tapi kebolehan memperluas lokasi kekuasaan ini menyudutkan Kerajaan Chenla utk beralih lebih ke Barat. Puncaknya berlangsung pada th. 802, waktu Jayavarman II mendeklarasikan berdirinya Kemaharajaan Kambuja (Khmer) di Gunung Mahendraparvata, Phnom Kulen sekarang ini dan dirinya sendiri jadi seseorang Maharaja Khmer, sebagai basic kejayaan Angkor setelah itu. Terdapat banyak sumber peristiwa yg mengemukakan kalau sebelumnya mendeklarasikan kemaharajaan Khmer, Raja Jayavarman II tinggal di Jawa (saat ini Indonesia) utk pelajari budaya serta kesenian dan rencana kemaharajaan semasa kekuasaan Wangsa Syailendra yg waktu itu kuasai Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaka sampai beberapa Cambodia. 

Angkor, artinya kota dalam bhs Khmer, menguasai beberapa besar daratan Asia Tenggara dalam kurun saat th. 802 sampai 1431. Hal ini berlangsung karna sesudah sepeninggal Jayavarman II, raja-raja penerusnya dengan berkaitan memperlebar kekuasaan Khmer dengan damai tanpa ada peperangan. Pada akhir era ke 9, Raja Yasovarman I mengubahkan ibukota ke Yasodharapura, sesuai sama namanya, dekat Siem Reap saat ini. Yasodharapura sebagai kota pertama di Angkor serta mempunyai candi paling utama di bukit setinggi 60 m, Phnom Bakheng. Bukan sekedar itu, Raja lantas berturut-turut membuat waduk utk pengairan (East Baray) , membuat candi semakin banyak utk menghormati beberapa leluhur, dewa-dewa Hindu, seperti Siwa, Dewa Perusak dalam keyakinan Hindu. 

Awal era 10, karna persoalan intrik, kebolehan kerajaan terbelah dua walau tidak kehilangan kedigdayaannya. Raja Jayavarman IV mengubahkan ibukota ke Koh Ker, seputar 100km timur laut Angkor serta membuat candi-candi disana. Saat jalan selalu sampai pada akhirnya Raja Rajendravarman II kembalikan istana ke Yasodharapura serta membuat semakin banyak candi yg spektakuler, termasuk juga candi East Mebon diatas pulau yg ada di dalam waduk East Baray. Masa damai terganggu waktu pada th. 950 pecah perang waktu pertama kalinya dengan Kerajaan Champa di samping Timur (Vietnam saat ini) . Penerusnya, Raja Jayavarman V memerintah Angkor dalam damai serta masih jadi kerajaan yg terpandang. Satu kota baru di-bangun sedikit lebih ke arah Barat dengan nama Jayendranagari dengan candi pokoknya Ta Keo termasuk juga pembangunan candi cantik Banteay Srei. Setelah Jayavarman V mangkat, raja yg mengukir peristiwa Cambodia yaitu Suryavarman I yg buka jalinan diplomatik dengan Kerajaan Chola di India selatan dan memperluas kekuasaan ke arah Barat di daerah Lopburi, Thailand serta ke arah selatan ke Kra Isthmus (tempat paling sempit di Semenanjung Melaka, pada Thailand Selatan serta Burma) dan membuat waduk West Baray yg semakin besar sekali lagi dari pada yg berada di Timur. 

Kurun saat pada th. 1130 serta 1150, Raja Suryavarman II membuat Angkor Wat yg spektakuler, yg berperan jadi observatorium astronomi, gagasan jadi tempat makamnya, serta jadi satu monumen penghormatan utk Dewa Wisnu, Dewa Pemelihara dalam keyakinan Hindu. Dalam periode ini kebolehan Kemaharajaan Angkor selalu bertambah serta membentang melampaui lokasi Cambodia saat ini, yakni ke lokasi yg saat ini di kenal jadi Thailand timur laut, Laos selatan, serta Vietnam sisi selatan. Kemaharajaan Khmer waktu itu mempunyai jalinan perdagangan yg benar-benar kuat dengan Cina, tetapi perdagangan dikerjakan dengan barter, karna Angkor tidak memakai mata uang apa-pun. 

Kejayaaan Angkor selalu berjalan waktu Raja Jayavarman VII yg memerintah dari th. 1178 sampai th. 1220, terkecuali mengalahkan Champa, ia juga memberikan keindahan arsitektur ke Angkor. Dalam eranya, Raja membuat kota yg berbenteng yg di kenal jadi Angkor Thom, dalam lokasi ibukota Yasodharapura, dengan candi-candi yg mengesankan, termasuk juga Bayon, Ta Prohm, Banteay Kdei dan waduk Srah Srang. Ia lantas buat berjalan-jalan yg menghubungkan kota-kota dalam kemaharajaannya. Serta jadi Raja yg memegang Buddha Mahayana, sinyal tanda selesainya efek Hindu didalam kemaharajaannya telah dapat diprediksikan. Pada era ke-13, beberapa besar rakyat Cambodia pilih utk memegang Buddha Theravada, agama yg relatif bisa di terima oleh orang-orang serta diakui oleh negara sampai hari ini, serta mulai sejak itu masa pembangunan candi-candi Hindu selesai telah. 

Masa Rubuhnya Angkor


Sepeninggal Maharaja Jayavarman VII, Cambodia masuk masa suram Angkor. Pada era ke-14, sebagian kerajaan penganut Buddha yg ada di bawah kekuasaan Khmer memisahkan diri, salah nya ialah kerajaan Champa. Di sisi Barat kerajaan Sukhothai semakin seringkali jalankan pembrontakan serta sukses menghimpit Khmer. Di bagian beda, Raja penerus Jayavarman VIII sebagai pengikut Hindu, sukses menggoyahkan kebolehan kerajaan dengan menghancurkan semuanya patung-patung Buddha serta kembalikan semuanya Candi Buddha jadi Candi Hindu kembali. Ancaman dari luar juga berlangsung dari bangsa Mongol dibawah kendali Jenderal Kublai Khan yg populer tidak kenal ampun dalam memperluas daerah kekuasaan. Kehidupan rakyat didalam kerajaan juga tambah buruk dengan jadi tambah tidak terkontrolnya penyusunan pembagian air irigasi yg membuat kegagalan panen, banjir yg semakin seringkali berlangsung. Puncaknya berlangsung waktu tentara Ayutthaya, dekat Bangkok saat ini, yg sukses menaklukkan Sukhothai (Thailand tengah) , lalu menyerang ibukota Yasodharapura sampai ditinggalkan oleh beberapa besar penduduknya ; serta Raja pada akhirnya mesti mengubahkan ibukota ke arah selatan, ke Oudong, dekat Phnom Penh saat ini. Mulai sejak itu cerita Angkor menghilang dari perbincangan peristiwa dunia.

Tidak ada komentar: